Akulturasi Budaya Islam dan Cina Pada Ornamen Kaligrafi yang Terdapat Di Dalam Bangunan Masjid Lautze Jakarta

Dwi Nurul Zahra, Wandayani Goeyardi

Abstract


Akulturasi merupakan sebuah hasil dari kontak antara dua budaya atau lebih. Perpaduan kebudayaan inilah yang nantinya menghasilkan budaya baru tanpa menghilangkan unsur asli dari masing-masing budaya. Akulturasi budaya pada umumnya terjadi antara penduduk asli suatu tempat dengan para pendatang. Seperti dengan bentuk perpaduan budaya lainnya, akulturasi juga tidak serta merta terjadi tanpa adanya penolakan dari salah satu pihak. Kedua belah pihak harus menerima perpaduan tersebut barulah nantinya menghasilkan sebuah akulturasi budaya. Secara khusus, penelitian ini memaparkan sebuah bentuk akulturasi budaya Islam dan Cina yang terdapat pada ornamen kaligrafi yang ada di dalam bangunan Masjid Lautze Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu metode yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan dan menggambarkan kembali secara tertulis hasil survey lapangan mengenai akulturasi yang terdapat pada ornamen yang ada di dalam bangunan Masjid Lautze Jakarta. Penelitian dilakukan dengan cara observasi lapangan dan wawancara dengan pemimpin Masjid Lautze dan diperkuat dengan studi pustaka, dengan menggunakan teori Akulturasi Budaya. Berdasarkan hasil penelitian, bentuk akulturasi yang dapat ditemukan, yaitu: (1) Penyerapan kata bahasa Arab "Ar-Rahman" kedalam bahasa Mandarin menjadi "拉哈曼" lāhāmàn pada kaligrafi di dinding bagian Mihrab; (2) Adanya alih bahasa pada kaligrafi, yaitu penulisan arti dari bahasa Arab kedalam bahasa Mandarin; (3) Terdapat ornamen khas Tiongkok, seperti penggunaan seal / 印章 yìnzhāng yang mana tidak sering digunakan pada kaligrafi Arab, tata letak penulisan kaligrafi dan pemilihan warna khas Tiongkok yaitu Merah dan Hijau pada bingkai dan latar kaligrafi.   

References


Moedjiono, M. (2011). Ragam hias dan warna sebagai simbol dalam arsitektur Cina. Jurnal Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip, 11(1), 22. (diakses pada 17 Juli 2022).

Romli, K. (2015). Akulturasi dan asimilasi dalam konteks interaksi antar etnik. Ijtimaiyya: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, 8(1), 1-13. (diakses pada 17 Juli 2022)

Semiawan, C.R. (2010). Metode penelitian kualitatif. Jakarta: Grasindo

Sirojuddin, A.R (2016). Seni Kaligrafi Islam, Jakarta: Amzah.

Yuliani, W. (2018). Metode penelitian deskriptif kualitatif dalam perspektif bimbingan dan konseling Quanta, 2(2), 83-91. (diakses pada 20 Juli 2022)




DOI: http://dx.doi.org/10.36279/apsmi.v6i2.227

DOI (PDF (Bahasa Indonesia)): http://dx.doi.org/10.36279/apsmi.v6i2.227.g132

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




JURNAL CAKRAWALA MANDARIN 2017,

Alamat Redaksi:
Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin Universitas Universal
Komp. Maha Vihara Duta Maitreya, Bukit Beruntung, Sungai Panas,
Batam 29456, Indonesia.

Tlp. +62778473399 - hermanuvers72@gmail.com 

E-ISSN 2579-4906